Desain Kegiatan


Adalah sebuah keniscayaan jika kerja-kerja cerdas yang kita lakukan membutuhkan ide-ide kreatif dan ruh yang jelas. Bukan karena kita ingin dianggap berbeda atau bukan dianggap sebagai plagiat. Kita hanya ingin agar kerja-kerja kita tidak sia-sia yang hanya menghadirkan lelah pada internal kita. Kita ingin agar dengan kerja-kerja kita ada sebuah perubahan yang sigifikan pada objek kerja kita. Untuk apa kita kerja maksimal yang menguras semua tenaga kita tapi tidak mampu membawa ruh perubahan. Bukankah kerja kita tersebut ditujukan untuk menghadirkan perubahan.

Di sini idealitas mutlak diperlukan. Kerja kita butuh suatu alasan yang argumentatif kenapa ia harus kita lakukan. Haruslah ada sebuah alasan atau pijakan yang kokoh. Selain itu, kita ingin agar ada sasaran tembak yang jelas dari kerja serta memiliki ruh yang akan dibawa selana kita melakukan kerja. Namun, idealitas saja tidaklah cukup, harus ada kreativitas. Haruslah ada penyesuain kerja kita dengan kondisi lingkungan. Ingatlah bahwa segala fenomena di dunia ini selalu berubah. Oleh karena itu, kerja-kerja kita harus terus diperbaharui agar kita tetap berada pada kawasan frekuensi yang sama dengan objek kita. Kreativitas ini akhirnya menjadi sangat penting agar kerja-kerja kita ini dapat diterima dengan baik oleh objek kita yang secara otomatis akan lebih memudahkan hadirnya perubahan.

Inilah dua aspek yang tidak boleh hilang dalam kerja-kerja. Oleh karena itulah dibutuhkan kecerdasan kita untuk mengkonsep kerja-kerja kita dengan sebuah metode yang populer disebut sebagai design kegiatan. Ada beberapa tahapan dalam melakukan metode ini. Berikut adalah tahapa-tahapan tersebut.

Menentukan tema
Tema dapat dianalogikan sebagai sasaran tembak kita. Apa yang sebenarnya ingin kita ubah dan yang ingin kita bawa adalah sebuah tema. Tema inilah yang akan menjadi ruh kegiatan. Tanpa tema, kegiatan akan hambar dan kemungkinan besar akan menghasilkan output yang buruk. Melihat posisi tema yang begitu mendasar dan sangat penting ini pada sebuah kegiatan, harus ada sebuah analisis yang mendalam terhadap objek. Analisis ini dapat dilakukan dengan berbagai metode antara lain analisis sosial dan analisis kebutuhan. Dari hasil analisis ini akan didapatkan apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan objek. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang akan memunculkan yang namanya tema. Dan sekali lagi, tema adalah sebuah kemutlakan.

Menentukan tujuan
Tujuan merupakan penjabaran yang lebih detail dari tema yang telah didapatkan. Apa-apa yang ingin kita lakukan berdasarkan tema tersebut adalah tujuan. Dan tujuan ini adalah poin-poin apa yang akan kita rubah dari objek dengan bahasa perbuatan. Misalnya, kita memiliki tujuan yaitu melakukan pembinaan terhadap masyarakat.

Menetapkan target dan indikator keberhasilan
Target adalah turunan secara langsung dari tujuan-tujuan yang ada dan yang ingin kita dapatkan pada sisi objek setelah kita melakukan kegiatan. Sebagai contoh adalah dengan tujuan melakukan pembinaan terhadap masyarakat maka kita memiliki target yaitu terbinanya masyarakat. Sedangkan indikator keberhasilan adalah suatu parameter perubahan pada diri objek dari hasil turunan atas taget. Hal yang perlu diingat adalah parameter ini haruslah dapat terukur karena ini akan memudahkan kita untuk melakukan evaluasi. Sebagai contoh adalah dengan target terbinanya masyarakat maka ada beberapa indikator keberhasilan salah satunya adalah adanya pembinaan masyarakat secara rutin minimal satu bulan sekali.

Menetukan materi
Materi merupakan nilai-nilai apa saja yang kita bawa dan sampaikan untuk mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Sebagai contoh dengan tujuan melakukan pembinaan terhadap masyarakat dan tergetnya adalah terbinanya masyarakat maka materi yang harus disampaikan antara lain urgensi pembinaan Islam, Islam sebagai sistem hidup dan universalitas Islam. Sampai pada tahap ini, tidaklah diizinkan untuk mengggunakan unsur kreativitas karena kita tidak ingin hanya karena kita ingin kreatif maka kita menghancurkan pondasi kegiatan.

Menentukan metode
Metode adalah cara-cara yang tepat untuk menyampaikan materi-materi tersebut dan cara-cara yang dapat diterima dengan menyenangkan oleh objek. Oleh karena itu metode harus melihat pada dua sisi yaitu materi dan objek. Disinilah dibutuhkan kreativitas tanpa batas agar objek mnerima kegiatan kita tanpa harus menanggalkan konsep dasar. Sebagai contoh, dengan materi Islam sebagai sistem hidup dan melihat objek mayoritas adalah anak-anak maka metode yang kira-kira cocok adalah TPA ceria.

Menentukan instrumen
Instrumen adalah hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan metode yang telah disepakati. Sebagai contoh dengan metode TPA ceria maka instrumen yang dibutuhkan antara lain kepanitiaan, tempat, permainan-permainan anak, peralatan-peralatan permainan dan pemimpin permainan.

Menyusun petunjuk pelaksanaan
Petunjuk pelaksanaan ini adalah segala sesuatu yang akan mendeskripsikan secara detail terkait kegiatan yang akan kita lakukan. Ini dilakukan agar di lapangan nantinya tidak terjadi kerancuan akibat tidak jelasnya kegiatan. Unsur-unsur minimal yang harus ada dalam panduan pelaksanaan ini adalah waktu dan tempat, pembicara (jika ada pembicara), sasaran (siapa objek kita), deskripsi acara, penanggung jawab (kepanitiaan), susunan acara dan petunjuk pelaksanaan. Jika dalam kegiatan-kegiatan tersebut terdapat beberapa sub-kegiatan maka dalam petunjuk pelaksanaan ini diharapkan ada penjelasan tambahan pada masing-masing sub-kegiatan tersebut yaitu nama kegiatan,, tema, tujuan, target, materi dan metode.

Semoga dengan ini kegiatan yang kita akan lakukan tidaklah berbuah kesia-siaan belaka namun ada sebuah perubahan ke arah perbaikan yang nyata pada diri objek perubahan tersebut.


Sofiet Isa M. Setia Hati

sumber gambar: http://blog.echoenduring.com

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts About Sofiet Isa - Edisi Revisi

Rumahku, Madrasahku

(Bukan) Aktivis Dakwah Kampus: Maulana, Maulana!