Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2011

Balada Pengurus Harian

Gambar
Bapak bosan, nak Mengapa kau bertanya seperti itu Dan lagi-lagi bertanya itu, nak? Selalu saja, selalu! Kau tanya bapak tentang namamu Melulu, kau tanya mengapa Begini, begitu Tak habis-habisnya Menggumam, Menggerutu, Begitu saja kerjamu Dari dulu Atau mau kau ubah? Buat slametan, Lengkap dengan nasi merah putih Seperti mau hajatan! Sudahlah, trima saja ini Bapak namakan mu dengan itu Setelah semedi sepuluh tambah tiga hari Di tahun baru, di bukit penuh batu Bukankah indah namamu? Seperti itu, tertera dalam akte kelahiran Lagipula semua sudah setuju Pak RT, Pak RW, Pak Lurah sampai Pak Presiden Nak, bapakmu ini sudah tua Hanya bisa menamakanmu begitu Karena ada harapan, ada doa Di balik nama yang kau protesi itu Anakku, sayang Bapakmu ini ingin bercerita Tentang masa lalu yang terkenang Ini cerita bapakmu saat muda Dengarkan! Karena inilah bapak menamaimu Diam dan perhatikan, Jangan kabur dulu! Dulu, bapakmu ini pernah kagum Pada mereka yang tiap waktu berkarya Walau ma

Jama’ah Shalahuddin: Melawan Biasa!

Gambar
-Good is the enemy of great- Jim Collins 1976-2011, 36 tahun sudah Jama’ah Shalahuddin lahir dan berkembang serta mangambil bagian sebagai salah satu entitas dakwah, terutama dakwah kampus. Perjalanan panjang ini telah menjadikan Jama’ah Shalahuddin sebagai pionir dakwah kampus di Indonesia. Walhasil, pahit manisnya aktivitas dakwah sudah dirasakan semuanya, lengkap oleh Jama’ah Shalahuddin. Tak dapat dipungkiri memang, sebuah lembaga, apalagi yang telah puluhan tahun berkarya, mengalami pasang dan surut. Begitu pun Jama’ah Shalahuddin. Satu masa, Jama’ah Shalahuddin mampu berkarya dan berprestasi, namun di masa yang lain ia meredup. Konflik internal, gesekan eksternal, kebekuan gerakan, bahkan upaya pembubaran pernah Jama’ah Shalahuddin alami. Tapi, cukuplah 36 tahun menjadi bukti eksistensi Jama’ah Shalahuddin hingga saat ini. Jika kita hentikan sejenak romantisme sejarah Jama’ah Shalahuddin, lalu kembali duduk sembari mendiskusikan Jama’ah Shalahuddin kini dan masa depa

Piagam Pemboikotan Terhadap Kaum Muslim dan Pembatalannya*

Gambar
Keberhasilan kaum Muslimin berhijrah ke Habasyah membuat kaum Quraisy kesal. Mau tak mau, Quraisy harus merancang strategi selanjutnya untuk menghadang dan menghentikan dakwah Rasul dan para sahabat setelah penindasan fisik langsung terhadap kaum muslimin gagal. Atau jika tidak, dakwah Islam semakin berkembang dengan dukungan Habasyah. Untuk itulah, atas inisiasi seorang Abu Jahal, disepakati sebuah konsesus bersama (shahifah atau nota kesepakatan) seluruh kepala kabilah Quraisy untuk melakukan pemboikotan terhadap kaum muslimin yang antara lain berisi lima hal. Pertama, mengucilkan Bani Hasyim dan Bani Muthalib dari kehidupan politik dan sosial. Kedua, tidak akan menikah dengan wanita-wanita dari Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Ketiga, tidak menikahkan putri-putri mereka dengan laki-laki dari Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Keempat, tidak menjual barang dan jasa kepada Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Dan kelima, tidak membeli barang dan jasa dari Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Pertan

Sebuah Perjalanan

Gambar
Malam ini ku terbisu Bukan karena dinginnya sepi Bukan pula takut akan sunyi Ini tentang sebuah waktu Perjalanan panjang ini Mengantarkanku pada suatu yang satu Jejak sejarah atas semua khidmat-ku yang terkenang hingga mati nanti Kala waktu kian berlalu Maka kemarin hanyalah hikmah Ilahi Sementara esok masih penuh misteri Maka, aku harus terus maju Biarlah sejarah terpatri saja dalam hati karena aku tetap harus terus berlari, maju, dan melaju Hingga Allah memeluk aku beserta asa yang menyatu padu Aku tak akan pernah rela cita dan cinta ini mati Wisma Shalahuddin, 8 Maret 2011