Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Isa dan Indomie-nya

Gambar
Isa. Istrinya selalu yakin Isa lebih pandai memasak daripadanya. Tapi faktanya Isa hanya ndobos. Isa hanya pencitraan. Ia hanya memakai feeling dalam memasak. Ditanya, masakan ini bumbunya apa. Isa menjawab sesuka hatinya. Kalau jatahnya Isa yang memasak, suka suka dia saja mencampur bumbu. Kalau cocok ya syukur, kalau failed ya sudah, diemplok saja, eman je. Satu-satunya masakan yang Isa pandai menyajikannya hanyalah Indomie. Hanya modal gunting, Indomie siap tersaji. Soal rasa siapa sanggup mendustakan rasa Indomie. Di rumah, Isa dan istrinya punya jadwal rutin ngeIndomie: 2 pekan sekali. Sekali jadwal, Isa sanggup mengabis 3 bungkus Indomie goreng plus irisan rawit setan. Ditambah limpahan istri jika sudah tak sanggup mengabiskan jatahnya. Namun, setelah punya anak Isa harus lebih bijak dalam perIndomiean. Biasanya Isa akan ngumpet-ngumpet makannya agar si anak tidak ngiler. Tapi kalau terlanjur ngiler ya sudah, dibuatkan saja mie telor dengan bumbu tanpa MSG. Dan biasanya lahap

Rynd dan Kain Jarik-nya

Gambar
Rynd. Setelah punya anak, Rynd resign dari kantornya dan resmi menjadi full time mother. Menjadi full time mother itu enak enak membosankan saya yakin. Bosan karena ngejogrog dirumah saban hari. Makanya saya selalu menawarkan Rynd mau ada aktivitas apa. Saya menawari Rynd untuk kuliah lagi. Tapi sulit juga meninggalkan Q saat pre dan proses kuliahnya. Atau, ikut kelas tahfidzh lagi. Tapi susah karena tidak ada kendaraan. Mencoba OL Shop, sepertinya Rynd dan saya 11-11,5. Yang ada dagangannya dibeli sendiri buat keluarga. Hhh Tapi alhamdulillah, Allah beri Rynd aktivitas. Selain hobi membuat kue dan cemilan yang mantab jiwa, Rynd mulai mencoba peruntungan menggeluti tarik suara, eh. Maksudnya tarik jarik. Yes, she jaoined grup emak-emak penggendong bayi. Apalah itu istilahnya saya lupa. :V Di grup ini Rynd belajar menggendong dengan kain/alat gendong lainnya dengan baik dan benar. "Gendong itu ternyata ada tekniknya dan ga asal", kata Rynd mantap. Saya sih ngangguk-nanggu

Q dan Dokter-nya

Gambar
Q. Dia anak yang cerdas nya bukan main. Saking cerdasnya, dia sudah paham kalau sedang dibawa ke dokter. Entah karena jadwal imunisasi, berobat, atau hanya sekedar konsultasi. Q pasti nangis. Belum pernah ada catatan, Q tidak nangis ke dokter. Meskipun cuma konsultasi, Q langsung nangis lihat dokter. Lah wong baru ditimbang saja sudah kejer nangisnya. Hapal dia sama dokternya. Dr Priprim, dr Apin, dia sudah hapal ruangannya. Seolah sudah ada algoritma yang baku. Kalau kesana, kamu harus nangis ya Q. Ke dokter gigi pun saya harus cari dokter gigi dan ruang praktek yang khusus anak. Dan? Q masih tetap nangis. Lah pas ibu nya yang sedang dibersihkan karang giginya, malah Q yang nangis. Nduk... Nduk... Sampai akhirnya, ayah ibunya hanya komentar: besok kalau besar, kamu jadi dokter ya Q. dr Qathiyya aka dr Q Jadwal praktek: tiap hari 24 jam Spesialis anak (yang selalu nangis melihat dokter)

Isa dan Berat Badan-nya

Gambar
Namanya Isa. Sofiet Isa Mashuri Setia Hati. Dan itu saya. Isa ini punya motto: "...yang penting beda". Baginya, hidup njiplak orang itu tidak menarik. Agak anti mainstream itu ya walau sering gagal, tapi bikin ati ayem. Isa punya target dalam hidup nya. Kalau para suami setelah menikah akan maju perut pantat mundur, ia harus sebaliknya. Sebelum menikah berat Isa mencapai 76 kg. Dan saat ia (akhirnya diterima seorang wanita untuk) menikah. Ia punya target berat badan nya harus maksimal 62. Isa berazzam pada dirinya dan pada istrinya agar tiap pekan, ia akan exercise. Entah jogging, push up, sit up dll. Tapi ya gitu. Kalau urusan ini, Isa tak bisa anti mainstream. Seperti pada lelaki kebanyakan, janji manis tinggallah janji. Sampai akhirnya Q lahir. Berat badan Isa saat ini di kisaran 65 kg. 3 Kg left, Sa! Apa rahasianya? Selain karena menkonversi jatah makan Isa dengan selembar pampers. Menjadi ayah bagi Isa itu beban nya setara treadmill sejam non stop tiap hari. Bro

Rynd dan Kaki Seribu-nya

Gambar
Namanya Rynd. Rindi Fidriantika. Istri (tak perlu disebutkan urutan keberapa, karena tidak ada kedua, ketiga apalagi keempat) saya. Tiap manusia saya yakin ada sesuatu di dunia ini yang ditakuti. Phobia. Saya phobia ketinggian. Naik pesawat, turbulansi sedikit ndredeg bawaannya. Padahal lebih berturbulansi naik metromini. Rynd phobia kecoa. Saking phobianya, Rynd sampai hafal aroma tubuh kecoa. "ini pasti ada kecoa", katanya. Dan benar, dibelakang pintu ada kecoa mati. Sayangnya, setelah (sepertinya khilaf) menikah dengan saya, phobia rynd bertambah. Rynd phobia binatang kecil melata. Rumah kami saat ini, njilalahnya dekat dengan rawa (baca: empang). Hari pertama aman. Tapi hari-hari selanjutnya adalah teror. Mulai dari cacing tanah, kaki seribu, kelabang, ulat gagak, satu per satu mulai bermunculan. Binatang kecil yang (sama sekali) tidak lucu ini menteror Rynd hari demi hari ini. Every single day, we find them. Entah di kamar mandi, di dapur, di ruang depan. Dan jela

Q dan Bebek-nya

Gambar
Namanya Q. Qathiyya Shidqin Aliyya Shatrinka. Anak (pertama) saya. Q ini unik. Dia ini friendless, honestly. Memang di sekitar rumah kami tidak terlalu cocok untuk anak seusia Q dilepas liar.  Tapi Allah Maha Baik, kok. Walau friendless, Q ternyata penyayang binatang, dalam bentuk apapun. Binatang sungguhan, boneka, balon, gambar dan video. Q sangat exited dengan binatang. Q di rumah punya kucing kesayangan (merangkap kucing dibenci ibunya). Namanya Tom. Dia penghuni tetap rumah kami, bahkan sebelum kami tempati, dia sudah berkuasa lebih dulu. Q sayang Tom. Kalau Q keluar pintu, Tom pasti mendekat. Dan Q? Mulai dari mengelus, mencubit Tom, sampai menganggap Tom adalah kuda tunggangan. Dan alhamdulillah, Tom ini kucing yang penyabar dan tidak suka mencakar. Binatang yang paling banyak koleksinya di rumah adalah bebek. Mulai dari bebek tunggangan, boneka tangan, balon bebek, bebek teman mandi dan buku-buku bergambar bebek. Q pun pintar menirukan bebek. Bibirnya mencucu mirip donald beb

RPTRA-nya Ahok

Gambar
To be honest, selama 27 tahun saya menjadi bagian dari wajah Jakarta, saya baru merasa Gubernur benar-benar bekerja ya hanya selama 3 tahun terakhir saja. Lainnya hanya hampir bekerja (maaf ya bang Yos) dan selebihnya hanya pura-pura bekerja (you know who i mentioned well) Ahok dengan warisan karut marutnya tata kelola Jakarta, mampu membangun Jakarta yang lebih ramah. Jakarta Baru bukan hanya ilusi. Sebenarnya, tidak ada ide besar yang ia usung. Ahok hanya melakukan apa yang seharusnya seorang Gubernur lakukan. Sesederhana itu. Ia tahu warga kota itu warga yang acuh dan individualis, maka ia kembangkan pasukan orange. Ia tahu Jakarta sudah jenuh dengan kendaraan, maka ia bangun MRT, revitalisasi Transjakarta dengan feeder yang makin menjangkau pelosok kota. Dibangun pula banyak flyover dan underpass. Ia tahu banjir masih menjadi momok bagi Ibukota, maka ia revitalisasi sungai. Suka tidak suka, penggusuran adalah hal wajib. Lalu ia bangun rusun bagi mereka yang terdampak. Sulitnya

Rumahku, Madrasahku

Gambar
Satu waktu, sahabat saya bercerita andai besar nanti, ia akan men-pesantren-kan anak pertamanya. Harus jadi hafidzh(ah), katanya. Kalau anak pertama gagal, anak kedua yang harus dipesantrenkan (juga). Begitu seterusnya. Agar, kelak di hari akhir ia, mereka dapat memberi syafaat kepada kedua orangtuanya. Walau, kedua orang tuanya tidak hafidzh sekalipun. Keren, kata saya Tapi bukan lah Sofiet kalau tidak punya pikiran yang nyeleneh. Kan? Saya berpikir, lalu berpendapat. Tugas mendidik adalah milik orangtua. Hak anak terhadap kedua orangtuanya: dinafkahi dan dididik dengan baik. Orang tua adalah pemilik saham sekaligus penangung jawab terbesar untuk mendidik anak. Baik buruknya anak (dan istri), ada di pundak orangtuanya. Lalu dimana sekolah/pesantren/Madrasah? Sekolah, bukanlah vendor bagi pendidikan anak. Ia juga bukan tempat penitipan anak. Sorry to say, sekolah bukan vendor cuci piring setelah kita selesai dengan santapan kita. Ia hanyalah mitra bagi orang tua. Karena ad

Jarak

Gambar
Aku berjalan meninggalkan senja dan para kekasih yang berbahagia Ada apa dengan jarak? Dibatasinya antara raga dengan hati Raga yang saling berpunggungan Hati tetap saling dekap Jarak yang dalam beragam rupanya: ruang // waktu // hingga guratan takdir Dan sajak-sajak yang silih berganti Dan alunan melodi rindu  Maka sumpah serapah bagi Gie Yang tiada sajak sedalam sajak-sajak ber-jarak-nya Apakah ini akan menjadi suatu hari yang biasa? Seperti katanya Ketahuilah, Jarak tak kan pernah berarti apa-apa Selagi cinta yang jadi jembatannya Sementara rindu menjadi pilinan baja penopangnya. Dua peri nun jauh di sebrang Menanti lelaki nya kembali Seperti mereka yang menanti Para serdadu kembali dari 'Ain Jalut Kita hanyalah sehimpun manusia Yang dilingkupi cinta dan diselimuti rindu Dengannya, jarak hanya sekedar kata tak bermakna, tak berasa Kecuali di paket data di ujung Dermaga 240917 -SI-

Q's First Essay

Gambar
Hej, I prouldly present to you the Q' first Essay Here it is ************ Mmm;;hggcdrdvgv,,,,,,,,,,,,,,,,,lukkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkx.l;z              vvvv iiikx.llk99oliyuuuop’i8rrjmmkllkkkkl;;3ere33                     vvv FR6E   BBGV