Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Rindu

Jika rindu adalah kamu, maka izinkan aku menyerbakkannya, Pada teduh bulat mata-mu, Pada gelak tawa dan lesung tipis di pipi, Pada tangis dan marah-mu, Pada isak doa di penghujung malam. Pada saat dinginnya, Pada saat hangatnya, sua dan sapa. Jika rindu adalah aku, maka izinkan aku berlaku selayaknya aku, Ada hujan antara langit dan tanah, itulah rindu. Ada jembatan antara pengharapan dan pencapaian, itulah rindu. Ada pinta antara hamba dan Pencipta, itulah rindu, Ada ketuk cinta kala senja itu, itulah rindu, menjelma aku. ... dan rindu, Izinkan ia menjadi apa ia yang mau, Entah menjadi kamu, atau menjadi aku, Atau menjadi kita berdua saja kalau bergitu. -SI-

Menunggu

Makin panjang malam berlalu Temani kicau burung nokturnal tiada henti Para pembenci pagi tak lelap-lelapnya Tak berharap adanya kejadian yang berulang: esok Menunggu, Konsep yang dibenci Menanti, Kodrat yang dikutuki Menunggu & Menanti, Adalah kehendak Tuhan yang harus dijalani di hari esok, dan esoknya lagi, dan lagi suka tidak suka Di antara waktu yang makin tak bersahabat Para penunggu, para penanti merapal doa Musa Berharap getarnya Arsy Tuhan Sembari di-amin-i para Malaikat penjaga kebaikan "Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqiir" Duhai Tuhan, sungguh aku terhadap segala kebaikan yang engkau turunkan: sangat membutuhkan -SI-

.... yang menghiburmu

Apa yang paling menghiburmu? Bagiku sederhana saja: Saat kamu dapat membantu saudaramu menyelesaikan masalah dan hajatnya. Di saat kamu (sendiri) belum mampu menyelesaikan... untuk masalah dan hajatmu yang sama. -SI-

Mencintai Muhammad

Gambar
Suaranya merdu, walau agak samar. Seorang ibu berjalan menuruni lorong sempit sebuah tangga di depanku persis.  Shalawat atas Nabi-Nya terlantun dari lisannya. Sembari menuruni satu demi satu anak tangga Minaret Masjid Agung Banten Lama siang itu. Ia lantunkan berulang-ulang hingga anak tangga terakhir. Dan tetiba aku teringat dua kisah Rasul. Tentang mereka yang lebih baik dari para Sahabat. Mereka yang mencintai RasulNya lebih dari mereka mencintai diri mereka sendiri.  Semoga Allah memasukkanku dan kalian ke dalam kaum yang mencintai Allah dan RasulNya. Hingga Allah dan RasulNya pun mencintai mereka. "Suatu saat kami pernah makan siang bersama Rasulullah SAW dan ketika itu ada Abu Ubaidah bin Jarrah RA yang berkata “Wahai Rasulullah SAW adakah orang yang lebih baik dari kami? Kami memeluk Islam dan berjihad bersama Engkau. Beliau SAW menjawab “Ya, ada yaitu kaum yang akan datang setelah kalian, yang beriman kepadaKu padahal mereka tidak melihat Aku” (H

.... ajari kami tentang kekalahan

Gambar
Kita butuh mencintai. Walapun cinta itu membawa kita ke negeri yang danau-danaunya diisi dengan air mata. Lalu tetanggaku Yakob berkata:   “Ajari kami tentang kekalahan.” Dan dalam siklus itu tak ada yang menang maupun yang kalah; yang ada hanyalah tahap-tahap yang   mesti dijalani. Setalah hati manusia memahaminya, dia pun bebas dan sanggup menerima masa-masa sulit dan tak akan terlena oleh saat-saat penuh kemenangan. Namun, apabila kemenangan itu bukan milik mereka kali ini, maka masih ada lain kali. Dan kalau bukan lain kali, maka masih ada lain kali berikutnya. Yang terpenting adalah: bangkit kembali. Aku disini untuk memberitahu kalian bahwa ada orang yang belum pernah kalah: mereka yang tak pernah bertempur. Mereka yang kalah adalah mereka yang tidak pernah gagal. Kalah berarti kita bertekuk lutut dalam peperangan atau pertempuran. Gagal berarti kita tidak meneruskan pertempuran.  Hanya yang kalah, yang menyerah. Orang-orang lainnya adalah pemenang.

Real Man Takes Risks

Gambar
High risk high impact , begitu kira-kira para ahli ekonomi berprinsip. Makin tinggi resikonya, kata mereka, makin tinggi nilai yang didapatkan seseorang.  Maka, perbedaan lelaki sejati dan lelaki yang (hanya) mengaku sebagai lelaki sejati begitu tipis. Mereka yang pertama adalah mereka yang berani berhadapan dengan tantangan. Seraya menyerahkan raga dan jiwanya atas segala resiko dan konsekuensi dibalik setiap ikhtiar. Mereka pertama begitu mafhum, bahwa: resiko berlari adalah tersandung; resiko mendaki adalah terjatuh, resiko menyelam adalah tenggelam; resiko melamar adalah ditolak; resiko mendayung adalah karam; resiko bermain api adalah terbakar; resiko berjalan adalah tersesat. Mereka itu, seperti dalam al Qur'an: " Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah (janjin