Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Kapan Nyusul?

Gambar
"Kapan nyusul?" sebuah pertanyaan paling menyebalkan yang pernah diciptakan oleh umat manusia, sejak dulu kala. Sejak zaman dimana apple masih nama buah, android masih nama tokoh Dragon Ball, dan smash masih sebagai nama teknik pukulan badminton. "Kapan nyusul?" sebuah pertanyaan yang berat untuk dijawab. Jauh lebih berat ketimbang pertanyaan ujian remidi matkul Isyarat dan System. Lebih berat dari pertanyaan ujian mendadak Algoritma level tiga, open book tapi sama sekali tidak ditemukan di buku. "Kapan nyusul?", tentang lulus kuliah, pernikahan, punya momongan, dan seterusnya dan seterusnya. Menyebalkan memang. Sorry to say, mates... Secara subjektif, bagi saya pertanyaan "kapan nyusul" itu tidak layak untuk dipertanyakan. Apalagi diulang-ulang. Apalagi hanya untuk bahan candaan. Apalagi ditanyakan oleh yang sudah "ngaji" bertahun-tahun. "Kapan" itu sebuah pertanyaan tentang masa depan, yang masih sangat mi

Hakikat Ujian

Gambar
  Allah ta'ala akan menguji hambaNya pada titik terlemahnya. Dan akan terus dan terus menguji hambaNya pada titik terlemah itu hingga ia lulus uji. Manusia yang lemah pada harta, ia akan terus diuji dengan harta. Hingga ia terbebas dari harta yang haram dan harta yang tak tersalurkan pada kaum papa. Manusia yang lemah pada goda wanita, ia akan terus diuji dengan syahwat akan wanita. Hingga ia mampu menjaga diri dari bujuk rayu dan hasrat yang haram.  Begitulah hakikat ujian. Maka banyaklah belajar memperbaiki dari. Sembari berdoa agar Allah kuatkan iman dan hati. Agar langkah tak kembali terpeleset pada ujian-ujian yang sama tiap waktunya. Dan agar Allah menutup aib & masa lalu yang kelam, dimana kita sulit lulus dari ujianNya.  "Waktu ujian itu tidak pernah lebih panjang daripada waktu hari belajar, tetapi banyak orang tak sabar menghadapi ujian, seakan sepanjang waktu hanya ujian dan sedikit hari untuk belajar." nasihat (alm) KH Rahmat Abdullah.

#Semarah_apapun

#Semarah_apapun, ada cerita yang selalu ingin kita bagi.. Ada kepedulian yang selalu kita rawat... #Semarah_apapun, ada rindu mendekap rindu.. Ada doa yang terapal selalu, dalam sujud malam yang panjang... #Semarah_apapun, ada senyum merekah, dalam merahnya hati..  Ada kelembutan yang sejenak waktu kita sembunyikan... #Semarah_apapun, ada sajak yang selalu dirangkai.. Ada lirik yang pasti hilang dalam kebisuan singkat... Mari, kemarilah.. Aku selalu senang membantu.. Aku akan tetap selalu senang membantumu.. Melepas penatmu.. Mengurai keluhmu.. Datanglah padaku, #Semarah_apapun.... Jakarta Kita, 7 Agustus 2014, 08.30 -SI-