Arus Global
Globalisasi benar-benar menjadi tantangan besar umat Islam saat ini. Globalisasi, menurut Malcom Waters, merupakan sebuah proses sosial yang berakibat pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting yang terjelma di dalam kesadaran orang. Oleh karena itu, globalisasi seakan-akan mewajibkan setiap subjek yang terlibat di dalamnya, baik sebagai individu maupun sebagai komunitas, untuk saling berkompetisi satu dengan yang lainnya, tak terkecuali Islam.
Dengan fenomena borderless saat ini, umat Islam berada dalam dilema yang luar biasa. Segala macam pemikiran dan gerakan, baik yang melabelkan dirinya sebagai Islam maupun yang melabelkan dirinya di luar Islam, berkembang dengan pesat. Tidak ada lagi sekat yang membatasi ruang gerak pemikiran-pemikiran yang ada. Satu pemikiran dengan yang lainnya bahkan akan saling mengalahkan agar dapat diterima oleh nalar setiap individu. Inilah yang menjadi tantangan Islam saat ini yang dituntut untuk tetap menjaga identitasnya yang khas di tengah percaturan pemikiran-pemikiran besar dunia dan beragamnya pemikiran dan gerakan Islam itu sendiri.
Dunia kini kaya akan pemikiran dan gerakan, baik keislaman maupun non keislaman. Dalam buku Gerakan Keagamaan dan Pemikiran yang diterbitkan oleh WAMY tak kurang dari 50 lebih ideologi besar dunia telah hadir dan berkembang baik yang masih eksis hingga yang telah menjadi sejarah. Kapitalisme, Liberalisme, Komunisme, Sosialisme, dan Zionisme masih menjadi ideologi-ideologi besar yang siap menghadang laju perkembangan pemikiran Islam. Sementara itu, kekayaan pemikiran dan gerakan Islam, seperti Salafy, Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, dan Jama’ah Tabligh menjadikan tantangan yang ada semakin besar. Dalam konteks ke-Indonesia-an kita akan menemukan banyak sekali ragam dari gerakan pemikiran Islam: Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, PERSIS, Hidayatullah, dan berbagai tarekat yang ada.
Dari realita yang ada dapat kita simpulkan bahwa ada sebuah arus global yang mencoba menggoyahkan pondasi Umat Islam yang saat ini cenderung lemah dan defensif. Dan umat Islam ditantang untuk memanfaatkan semua potensi yang ada demi menjaga eksistensinya dalam percaturan global. Beragamnya pemikiran dan gerakan Islam termasuk salah satu potensi tersebut. Pertanyannya yang kemudian harus dijawab adalah bagaimana kita mampu menyatukan berbagai macam pemikiran dan gerakan Islam yang ada dalam membendung arus global.
sumber gambar: megacitra-travel.com
Dengan fenomena borderless saat ini, umat Islam berada dalam dilema yang luar biasa. Segala macam pemikiran dan gerakan, baik yang melabelkan dirinya sebagai Islam maupun yang melabelkan dirinya di luar Islam, berkembang dengan pesat. Tidak ada lagi sekat yang membatasi ruang gerak pemikiran-pemikiran yang ada. Satu pemikiran dengan yang lainnya bahkan akan saling mengalahkan agar dapat diterima oleh nalar setiap individu. Inilah yang menjadi tantangan Islam saat ini yang dituntut untuk tetap menjaga identitasnya yang khas di tengah percaturan pemikiran-pemikiran besar dunia dan beragamnya pemikiran dan gerakan Islam itu sendiri.
Dunia kini kaya akan pemikiran dan gerakan, baik keislaman maupun non keislaman. Dalam buku Gerakan Keagamaan dan Pemikiran yang diterbitkan oleh WAMY tak kurang dari 50 lebih ideologi besar dunia telah hadir dan berkembang baik yang masih eksis hingga yang telah menjadi sejarah. Kapitalisme, Liberalisme, Komunisme, Sosialisme, dan Zionisme masih menjadi ideologi-ideologi besar yang siap menghadang laju perkembangan pemikiran Islam. Sementara itu, kekayaan pemikiran dan gerakan Islam, seperti Salafy, Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, dan Jama’ah Tabligh menjadikan tantangan yang ada semakin besar. Dalam konteks ke-Indonesia-an kita akan menemukan banyak sekali ragam dari gerakan pemikiran Islam: Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, PERSIS, Hidayatullah, dan berbagai tarekat yang ada.
Dari realita yang ada dapat kita simpulkan bahwa ada sebuah arus global yang mencoba menggoyahkan pondasi Umat Islam yang saat ini cenderung lemah dan defensif. Dan umat Islam ditantang untuk memanfaatkan semua potensi yang ada demi menjaga eksistensinya dalam percaturan global. Beragamnya pemikiran dan gerakan Islam termasuk salah satu potensi tersebut. Pertanyannya yang kemudian harus dijawab adalah bagaimana kita mampu menyatukan berbagai macam pemikiran dan gerakan Islam yang ada dalam membendung arus global.
sumber gambar: megacitra-travel.com
Komentar
Posting Komentar