Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

I Dare Me

Kenapa manusia cepat bosan? Kurang tantangan. Lebih tepatnya: merasa kurang tantangan. Semua berjalan secara rutin, tidak ada yang baru, dan akhirnya menjadi biasa saja. Saat tantangan dari eksternal dirasa juga sudah mulai membosankan. Maka tantangan internal pun di tak menjadi soal. Jadilah saya menantang diri saya sendiri. I dare me! Tantangannya: Do hiking/tracking sembari menikmati hutan hujan yang tanahnya basah, menikmati gemericik air dan kicau binatang liar. Menghabiskan sebuah buku yang sudah mulai menumpuk di perpustakaan pribadi. Dan menikmati perjalanan melalui sebuah jalur yang belum pernah dilalui sebelumnya.  Maka, jogres antara ketiganya: Cianjur! Hiking/Tracking di Taman Nasional Gede Pangrango, tepatnya di area Cibodas, Cianjur. Dan menikmati jalur kereta api yang baru dibuka beberapa waktu lalu: Bogor-Sukabumi-Cianjur. Sembari melahap Pride and Prejudice karya Jane Austin. Saya menguji diri saya sendiri. Seberapa hebat saya mengatur wakt

Nasibmu, Ondel-Ondel

Gambar
Apa jadinya Dubai, andaikata seluruh cadangan minyak bumi se-UEA-nya sudah habis dieksploitasi? Ekspor korma, unta dan pasir di padang pasir? Jelas bukan. Maka terpujilah dan sungguh cerdaslah pemerintah UAE dalam merecanakan masa depannya. Dia bangun Dubai menjadi kota masa depan yang cantik, nyaman, sekaligus megah. Dari nol. Pariwisata. Itu adalah satu-satunya sumber daya abadi yang memiliki nilai jual sangat tinggi. Maka, membangun Burj Khalifa sebagai ikon pariwisata adalah ide paling brilian abad ini. "Cuma gitu doang?" Itulah hal pertama yang terlintas saat nyasar ke Merlion Park, tempat Singa nangkring di ujung selatan Semenanjung Malaka. Dengan brilian, Lee Kwan Yew mencuci otak kita dengan sugesti: "Belum sah hidup ini kalau belum ke Merlion." Padahal Patung Dirgantara di bilangan Pancoran itu jauh lebih megah, artistik, penuh histori, dan rumit secara struktur sipilnya. Tapi sejak saya dibrojolkan ke muka bumi hingga besar sekarang, belum p

Menguji Kebersahajaan Indomie Goreng

Gambar
Salah satu persaksian paling tulus dalam sejarah umat manusia adalah bahwa tidak ada aroma terlezat selain aroma Indomie Goreng. Asap bebakaran dari sate sekalipun tak sanggup menandingi goda dan rayu aroma Indomie Goreng yang sedang ditiriskan dan diaduk-aduk bersama bumbu, minyak bawang dan kriuknya bawang goreng.  Aroma nya yang semerbak bak dementor. Perut yang sudah penuh dengan nasi padang Sederhana sekalipun tetiba dapat langsung lapar kembali. Liur mendadak berkecamuk. Andai Cinta turun dari mata lalu ke hati, maka aroma Indomie Goreng adalah turun dari hidung, merasuki otak hingga mengatakan: “gue masih laper!”.  Sebagai kritikus paruh waktu dalam dunia per-mie-an, Indomie Goreng adalah marga mie yang paling sederhana nan bersahaja. Bagaimana tidak bersahaja, dia adalah idola nomor wahid bagi mereka yang memilih jalan hidup bersahaja (baca: hidup ngirit).  Sebagai mantan mahasiswa, Indomie Goreng 2 bungkus adalah menu pilihan (karena tidak ada pilihan lain) di

Hipotesa Kegagalan

Gambar
Sebagai peneliti senior sekaligus peneliti pertama dan terakhir di Appledore Lab, yang berada di otak saya yang kelewat imajinatif, saya merasa tertantang untuk melakukan penelitian. Sederhana saja. Penelitian kesekian saya ini berusaha untuk membuktikan atau bahkan mematahkan hipotesa saya.  Selama enam purnama atau setara dengan bilangan hari dimana Balotelli membutuhkan waktu untuk mencetak gol perdana di EPL bersama The Reds, penelitian ini dijalankan. Penelitian yang nampak sederhana di permukaan namun cadas di dalam ini akan mencari konklusi: butuh berapa kali kegagalan lagi bagi seseorang untuk tidak merasakan apa-apa di kegagalan selanjutnya. Nah, yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah, tidak ada yang tulus ikhlas dan tidak sombong diri untuk rela menjadi kelinci percobaannya. Tidak ada sama sekali. Entahlah kenapa tidak ada yang berani merencanakan kegagalan. Padahal, dibalik resiko besar akan kegagalan terdapat dampak yang besar juga. High risk, high impact.

Suka-Suka Allah aja

Membosankan memang kadang. Saat banyak pertanyaan diajukan untuk sesuatu yang kita sendiri tidak tahu jawabannya. Tentang banyak hal yang domain-nya Allah dan menjadi hak prerogatif-Nya. Tentang rencana-rencana yang kita susun untuk masa depan yang penuh misteri. Ada banyak dari mereka yang Allah mudahkan baginya akan cita-cita. Allah lancarkan jalannya. Allah angkat duri yang menghalangi gerak kakinya. Akan kita lihat, banyak sekali mereka yang, misal: membangun bisnis dari nol, tanpa modal, ada yang modali. Setahun dua tahun sudah membuka dua tiga cabang. Sepuluh lima belas tahun sudah membuka franchise di beberapa negara. Betapa Allah mudahkan rizkinya. Ada banyak dari mereka yang Allah tangguhkan baginya akan cita-cita. Seolah-olah Allah persulit jalan dan ikhtiarnya. Seolah selalu saja ada yang menghalanginya dari kesuksesan. Walau keberhasilan itu perlahan akan tiba, namun semua diraih dengan lika-liku yang amat memberatkan dan melelahkan. Ada juga, dari mereka yang Alla