Skripsi, Menurut Anies Baswedan #2


1. Pertanyaan status yg bisa "bahagiakan" mhs tahun terakhir di malam minggu: Bgmnkah status skripsinya? :)

2. Skripsi yg bagus itu dibaca kapanpun bisa menumbuhkan rasa syukur, hormat dan bangga.

3. Setiap skripsi adalah potret diri pembuatnya. Tandai skripsi itu dengan kecemerlangan . . . :)

4. Skripsi selesai beda dng skripsi asal selesai. Pembuatnya bisa rasakan yg asal selesai: sumber malu saat dibaca ulang.

5. Anda penulisnya, maka anda pula yg paling tahu ttg skripsinya. Jaga percaya diri itu :D. Good luck !

6. Usia boleh kalah dari penguji, tp di Ruang Sidang itu, penulis skripsi-lah orang yg paling menguasai isi skripsinya :)

7. Skripsimu Potretmu: cara selesaikan skripsi cermin cara kerja :)

8. Cara menghina diri sendiri adalah bayar orang lain utk membuatkan skripsinya !

9. Tujuan penulisan skripsi itu bukan sempurna tapi selesai.

10. Skripsi itu ya untuk diselesaikan, bukan untuk direnungkan :)

11. Jurus jitu mengubah skripsi jadi siksa: menunda-nunda pengerjaannya.

12. Dengar kata Skripsi, jantung berdegup 2x lebih cepat. Solusinya bukan ke dokter tp selesaikan skirpsinya :)

13.  Lulus lama krn malas (kuliah or skripsi) biasanya agak "jungkir-balik" saat nulis lama kuliah di CV :)

14. Ingat skripsi? Ya langsung aja ngetik skripsi lagi jangan malah ngetwit: Ingat Skripsiii !!

15. Kalau mau tidur ingat skripsi, ya terus ngetik skripsi bukan malah nge-tweet: ingat skripsi :D

16.  Bg yg skripsi-nya lama, sesekali buat analisa simpel: bandingkan jumlah Tweet-nya vs jumlah lembar Skripsi-nya.

17.  “Pak, kasih aku motivasi buat nyelesain skripsi” << Simpel: berhenti ketik twiter, mulai ketik skripsi :)

18. “Nulis skripsi itu intinya niat dan tekad pak” << Bukan niat, inti-nya ya NULIS :D

19. Ada beda yg jelas antara NIAT dan NULIS dlm urusan penyelesaian skripsi :)

20. “Sudahkah anda mengerjakan skripsi hari ini?” << Mengerjakan itu baik tp menyelesaikan itu jauh lebih baik. Sudahkah? :)

Sumber: @aniesbaswedan (dengan pengubahan urutan, seperlunya)

sofietisa.com


sumber gambar: google.com

Komentar

  1. Anonim24 Juni 2013 pukul 10.38

    Bang, izin copy d blog ane yah.. ane cantumin sumbernya :D

    BalasHapus
  2. Anonim21 Februari 2014 pukul 04.38

    Izin share ya gan...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts About Sofiet Isa - Edisi Revisi

Gambar
Tahun 2014 akhir, saya menuliskan 25 fakta tentang diri saya. Nah 3 tahun ini, saya banyak berubah. Mungkin perlu merevisi 25 fakta tentang diri saya. Dan saya yakin bahkan istri saya pun tak tahu fakta ini. Here they are: 1) Apa yang paling membahagiakan di dunia ini? Melihat anak istri bahagia, itu kebahagian. Selebihnya hanya pemanis. 2) Cita-cita di lifepan apa yang masih belum terwujud sampai sekarang? Masuk Indosat trus jadi Dirut. *Njilalah Dirutnya keburu resign kemarin 3) Lagi kepengen banget hiking atau tracking menembus hutan kayak ninja hatori. Just for finding a new inspiring thing. 4) Siapa yang paling dirindukan selain keluarga? Anak-anak JS. Setelah lihat video-video JS lagi, jadi pengen kumpul bareng. 5) Kalau lagi ga ada kerjaan, biasanya ngapain? Ngelamunin masa depan, membayangkan besok mau jadi apa, istri mau jadi apa, anak mau jadi apa. Utak atik lifeplan saja 6) Emangnya kebayang apa tentang masa depan anak? Saya selalu membayangkan Q nanti jadi diplomat di
Baca selengkapnya

Rumahku, Madrasahku

Gambar
Satu waktu, sahabat saya bercerita andai besar nanti, ia akan men-pesantren-kan anak pertamanya. Harus jadi hafidzh(ah), katanya. Kalau anak pertama gagal, anak kedua yang harus dipesantrenkan (juga). Begitu seterusnya. Agar, kelak di hari akhir ia, mereka dapat memberi syafaat kepada kedua orangtuanya. Walau, kedua orang tuanya tidak hafidzh sekalipun. Keren, kata saya Tapi bukan lah Sofiet kalau tidak punya pikiran yang nyeleneh. Kan? Saya berpikir, lalu berpendapat. Tugas mendidik adalah milik orangtua. Hak anak terhadap kedua orangtuanya: dinafkahi dan dididik dengan baik. Orang tua adalah pemilik saham sekaligus penangung jawab terbesar untuk mendidik anak. Baik buruknya anak (dan istri), ada di pundak orangtuanya. Lalu dimana sekolah/pesantren/Madrasah? Sekolah, bukanlah vendor bagi pendidikan anak. Ia juga bukan tempat penitipan anak. Sorry to say, sekolah bukan vendor cuci piring setelah kita selesai dengan santapan kita. Ia hanyalah mitra bagi orang tua. Karena ad
Baca selengkapnya

Q dan Sapu-nya

Gambar
Q. Q anak yang berbakat saya yakin. Dari sekian bakatnya, yang paling menonjol adalah bakat menjadi ibu rumah tangga. Kok? Q sangat terinspirasi ibunya. Ibunya nggosok, Q bisa nggosok juga. Ibunya jemur baju, Q bantu ibunya jemur baju. Ibunya merapikan sprei kasur, Q dengan ekspresi kekuatan supernya mengangkat kasur membantu ibunya. Dari semua itu yang paling menonjol adalah bakatnya menyapu. Q sangat luwes menyapu. 100% mirip orang dewasa menyapunya. Q dengan sapunya, jika sudah beraksi bisa sampai setengah jam non stop. Lah ayahnya saja kalau nyapu 5 menit sudah males.  Q mirip ayahnya. Rasa penasarannya tinggi. Dibelikan sapu-sapuan kecil, tapi kalau ayah/ibu nya sedang menyapu dengan sapu besar, pasti minta sapu itu. "Apu...Apu...", minta nya imut. Kalau Q pulkam ke Lampung, satu-satunya mainan yang wajib dibawa adalah sapu kecilnya. Tidak boleh ketinggalan. Besok jadilah istri yang berbakti dan pintar nyapu ya nduk. Kata ayahnya pada anak kecil usia 1.5 tahun yang kal
Baca selengkapnya