Kapal Kami Rusak: Perbaiki atau Pindah!




Ada banyak kapal berlabuh di samudera. Ada pula yang masih bersandar di tepian. Tapi hanya beberapa yang akan mengantar kita pada titik yang kita tuju. Dari beberapa itupun, hanya sedikit yang layak dan cocok kita tumpangi.

Di lautan, pasti tak akan ada istilah tenang. Ada gelombang, ada badai. Pun, ada banyak karang dan pusaran yang menghadang. Kapal tak siap, karam lah ia. Terhempas, terguling, remuk redam. Karam ia di tengah luasnya lautan.

*****            

Jarak kami masih jauh. Tujuan pun masih belum terlihat. Baru pertanda demi pertanda kecil yang hadir. Tapi sekali lagi, kami belum sampai tujuan. Padahal kapal kami rusak, hampir karam.

Pilihan kami tak banyak, Tuan.

Perbaiki sekarang. Tapi kami tidak paham benar apa yang terjadi. Apakah memang lautan yang begitu buas. Atau, nahkoda kami yang tak cekatan dan mulai limbung. Ataukah, memang kapal kami yang tak laik jalan sedari labuhan.

Kapal kami perbaiki? Dengan mengganti nahkoda? Dengan menambal sulam? Atau mengharap sang teknisi segera memperbaikinya?

Itu penuh resiko, Tuan. Bisa-bisa kami semua mati tenggelam sebelum kapal selesai diperbaiki. Atau, kami semua mati dalam kehinaan, dimangsa alam, sementara kami telah bersumpah akan menjadi yang pertama sampai tujuan.

Sekali lagi, Tuan. Maaf sekali lagi, pilihan kami tak banyak.

Ataukah kami harus menunggu kapal lain yang datang. Menanti kapal lain yang mengantar kami sampai tujuan. Sembari berjuang, agar kami tak tenggelam.

Itu juga penuh resiko, Tuan. Bisa-bisa, tak ada kapal yang sanggup datang. Atau, datang, namun tak cukup pantas bagi kami. Atau, datang, namun sama bobroknya dengan kapal kami, bahkan lebih bobrok lagi.

Tapi kami harus memilih, Tuan. Maka, bimbinglah kami.

Ataukah, kami harus ambil sekoci, atau berenang. Kembali ke labuhan. Dengan kapal yang baru, memulai perjalanan menujuMu dari awal?


#SebuahAnalogi

Jakarta, 16 Juni 2013,18:44
sofietisa.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts About Sofiet Isa - Edisi Revisi

Rumahku, Madrasahku

Q dan Sapu-nya