Doa Mereka yang Berjarak
Perpisahan itu memang menyedihkan. Namun dia tak akan
membuatmu merasakan apapun kecuali kesedihan. Hanya kesedihan. Itu saja.
Maka, yang kubenci dari perjumpaan bukanlah perpisahan.
Namun, kerinduan setelahnya.
Kerinduanlah yang menyakitkan. Sekaligus
menyedihkan. Kala ia hadir menyelinap dalam doa terisakmu yang penuh harap.
Kala ia menelusup dalam selimut hangat menjelang tidur malam mu. Kala ia
tersenyum mengetuk pintu hatimu berkali-kali untuk kembali menyapa.
Maka, benar apa kata Juliet pada Romeo: ".....parting
is such sweet sorrow". Perpisahan itu kepedihan yang teramat manis untuk
dikenang. Karena, perpisahan itu tak berjalan sendiri. Ia melangkah bersama
kawan abadinya: kerinduan.
Dan bagi mereka yang terpaksa menikmati manisnya takdir
perpisahan. Dan bagi mereka yang memilih untuk berjarak. Dan bagi mereka yang
memilih untuk menepi sejenak. Dan bagi mereka yang mengikhlaskan hanya bersua
di ruang rindu.
Perpisahan tiada berarti. Selagi itu karena dan hanya
karena-Nya serta untuk-Nya. Perpisahan atas landasNya, diyakini hanya
sementara. Tersebab, mereka yakin. Setidaknya, pasti akan ada pertemuan kekal
setelahnya. Dalam keadaan yang jauh lebih baik.
Maka, dalam sekat waktu antara hari perpisahan dan hari
pertemuan, ada doa yang selalu terapal, walau kadang getir. "Duhai Allah,
jagalah dia, yang selalu menjaga (ridha)-Mu..."
Terinspirasi dan Dipersembahkan
Untuk para sahabat yang sedang atau akan menjalani
(yang katanya) LDR
Jakarta, 12 September 2014
Sofiet Isa M setia Hati
sumber gambar: ceritakatacinta.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar