Tur Jatim #1 Surabaya Raya: Mendadak Bonek!

Surabaya pancen kota para jancuk-erz. Menikmati sudut-sudut kota nya yang mirip Jakarta, namun lebih hijau dan tertata rapi. Risma pasti jancuker sejati, menyulap kota industri menjadi lebih manusiawi. Taman dimana-nama. Rek, Suroboyo!

Petualangan di kota ini akhir April lalu bermula dari taman Bungkul yang fantastik. Satu dari sedikit taman terbaik Asia di Indonesia.

Taman yang paling lengkap dari semua taman kota yang pernah saya kunjungi. Hutan kota, taman bermain anak, tempat olahraga, panggung seni, wisata kuliner, semua Ada. Dibungkus dengan nuansa relijius, Taman Bungkul is the best. 

And, this is it: Taman Bungkul!








Sebenarnya saya ingin melanjutkan jelajah di Surabaya ke wisata paling tersohor di kota Bonek ini. Yuph, apalagi kalau bukan gang Dolly. Tapi, seribu namun. Teman perjalanan saya terlampau sholeh, jadi dia tak tahu Dolly ada dimana. Cuk, nang ndi ae kon!

Jadi lah saya kembali menyebrang ke Madura untuk kali ketiga. Melintasi Suramadu yang megah dan gagah. Dan juga menyeramkan. Takut baut-bautnya dicopoti orang Madura, dikiloin.

Asli, satu tangan pegang stir motor, satu tangan pegang hape dengan kamera on, melawan angin laut yang siap menerbangkan motor, itu sungguh menegangkan!


Nah, tujuan saya menyebrangi Madura, adalah mencari olahan bebek paling maknyus seJagad Madura: Bebek Sinjay.

20 menit dari exit toll Suramadu, bebek Sinjay ini memang mantap jaya! Rempahnya merasuk ke tulang. Sambelnya menggetarkan lidah dan bibir atas bawah.

Anda harus mencobanya!



Setelah kembali dari negeri karapan sapi, kembali lah saya ke Surabaya. Menikmati malam panjang di sini.

Dan ndilalah, ada event menarik di Surabaya: Pasar Malam Tjap Toenjoengan, East Coast Pakuwon City Surabaya.

Event menarik, jogres antara wisata kuliner khas Jawa Timur dan budaya khas juga Jawa Timur. Buat kamu yang suka jajan, Tjap Toenjongan memang cocok.

Dan njilalahnya lagi, pas kesana, pas bu Risma sedang disana, membuka acara. Jadi lengkaplah sudah! Dan Mari makan enak!

 





Dan berakhirlah perjalanan sehari saya di Surabaya. 

Oh iya satu lagi. Yang menarik adalah naik commuter Surabaya-Porong yang tidak niat cari penumpang. Tiket 2000 rupiah sepertinya hanya biaya ganti print tiket, biaya perjalanannya gratis. Haha. Apalagi, loket baru dibuka 5 menit sebelum kereta datang. Ya, kalau salah antri, alamat nunggu siang baru bisa berangkat. Triknya adalah titip orang yang antri paling depan.


Dan, selamat tinggal Surabaya. Saat nya menuju Malang Raya!

Keterangan foto di bawah ini, dari kiri ke kanan: tanggul lumpur Lapindo, KA Penataran Malang-Surabaya, Jalan Raya Sidoarjo-Pasuruan, sederat gunung Arjuna-Panderman-Welirang-dkk


Sofiet Isa M Setia Hati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts About Sofiet Isa - Edisi Revisi

Rumahku, Madrasahku

Q dan Sapu-nya