Menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Rumah Tangga
Tiap
akhir bulan, seperti hari ini, saya biasanya menyusun anggaran belanja republik
rumah tangga untuk satu bulan ke depan. Ini penting, agar finansial tidak morat
marit.
Meskipun
dalam realisasi banyak pengeluaran dan pendapatan yang tak terduga, tapi
merancang anggaran itu harus dibuat sebagai pegangan finansial.
Dari
beberapa sumber yg didapat, ada beberapa pos pengeluaran yang harus dirancang.
Dan ini
harus
sesuai urutan dalam merancang dan eksekusi.
#Urutan
pertama:
Pos ‘Sosial’.
Contoh:
zakat, sodaqoh, donasi dkk. Ini harus di tempatkan di urutan pertama. Karena,
ini bukan hanya domain sosial dan tanggung jawab sosial kita terhadap kehidupan
bermasyarakat. Tapi, ini domain dengan Allah dan tanggung jawab kita pada harta
yang dititipkan Allah.
Bagi
muslim, sudah jelas batas minimalnya: 2.5%. Tapi lebih banyak kan lebih baik,
bukan?
Tak
perlu kita menjadi Abu Bakar, radhiyallahu
anhu, yang menafkahkan seluruh hartanya. Tapi, cukuplah kita teladani
keikhlasannya baik di sisi kualitas maupun kuantitas anggaran sosial ini.
# Urutan Kedua:
Pos
’Hutang’.
Contoh: utang pinjem teman, kredit panci,
dkk. Ini jadi urutan kedua, karena ini juga kewajiban. Bukankah membayar hutang adalah akhlak seorang
muslim, kan?
Jangan sampai ada debt collector yang mensilaturahimi rumah
kita. Atau, jangan sampai ada hubungan kekerabatan yang merenggang bahkan putus
hanya gegara hutang yang tak terlunaskan.
Apabila terlilit hutang, maka bedoalah: “Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung
kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil
dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” (HR. Bukhari)
# Urutan Ketiga:
Pos
’Masa Depan’.
Contoh: tabungan, investasi dll. Ini
tidak ada ukuran
pasti hitungannya, berapa persen dari pendapatan. Yang pasti, memang
harus dianggarkan agar masa depan cerah. Dan, besarnya
disesuaikan dengan program
keluarga berencana
kita.
Kalau boleh memilih, dari beberapa sumber, lebih
baik berinvestasi ketimbang menabung di Bank. Karena,
anggap, bunga tabungan di bank 2% atau bunga
deposito 6%, tapi tingkat inflasi Republik ini 7%. Rugi kan?
Nah, setahu saya, pilih investasi dalam
bentuk join bisnis,
atau properti atau emas. Ini bentuk investasi
yang secara global tak pernah berkurang nilainya.
Oh iya, Pergi Haji juga merupakan investasi masa depan (baca:
ukhrawi) juga lho. Maka, mari dirancang.
#Urutan keempat atau terakhir:
Pos ’Sehari-hari’.
Contoh: makan, transpor, pulsa, jalan-jalan, dkk.
Ini jangan dianggarkan pertama tapi terakhir sendiri. Karena, biasanya ini yang
paling mengubah pos keuangan kita. Jadi, pos terakhir ini harus kita keluarkan
di posisi paling terakhir. Atau, dengan kata lain, Ketiga pos sebelumnya harus
ditunaikan di awal, agar tidak terutak-atik oleh pos keempat ini.
Bagaimana kalau suatu hari sudah tidak ada anggaran
lagi? Ya, puasa saja.
hehe...
Jakarta, 27 Juni 2013 16:30
Sofiet Isa M. Setia Hati
Sumber gambar: www.msad3.org
Komentar
Posting Komentar