Kerja.. Kerja.. Kerja..!
Di samping kantor saya, ada gedung yang sedang
dibangun. Sedari saya mulai bekerja 6 bulan lalu sampai bulan enam ini, tiang
pancangnya pun belum berdiri. Padahal, proyek sudah berjalan, alat berat pun
sudah mulai beroperasi sejak dulu. Pekerja pun lalu lalang di area itu.
Dan, di daerah tak jauh itu, sudah berdiri
Lotte Avenue Shopping (love) - Ciputra World. Megah, luas, dan besar. Padahal,
6 bulan lalu, kondisinya tak jauh berbeda dengan gedung di samping kantor saya
itu.
Lalu, kenapa hasilnya tampak berbeda?
****
Begitulah hidup ini, sobat.
Ada banyak mereka yang bekerja dan memang
benar-benar bekerja. Memeras keringat, berdarah, menangis, terjatuh dan bangun
kembali. Dan mereka menghasilkan karya nyata.
Juga, ada banyak mereka yang sepertinya
bekerja. Sibuk kesana-kemari. Mondar dan mandir. Air wajahnya pun sangat melelahkan
terlihat. Tapi, tak ada satu pun yang dihasilkannya.
Lalu, menjadi yang mana kita?
****
Tetiba saya teringat kisah Umar yang menangis.
Iya, Umar yang perkasa itu menangis. Saat, melihat seorang pendeta yang sangat
khusyuk beribadah. Khusyuk sekali beribadah. Umar ingat firman Allah:
“(Ia)
bekerja keras lagi kepayahan, lalu memasuki api yang sangat panas”
(QS. Al Gashiyah: 3-4)
****
Saya ingin menutup tulisan singkat
yang sangat jauh dari sempurna ini dengan nasihatNya:
"Bekerjalah kamu, niscaya Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman akan
melihat pekerjaanmu itu.”
(QS. al-Taubah Ayat:
105)
#NtMS
Jakarta,
27 Juni 2013 17:34
Sofiet
Isa M. Setia Hati
Sumber
gambar: hendraardyana.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar