Cinta, dalam Filosofi Air

“Air itu, dimana-mana wujudnya sama. Di gurun dan hutan hujan, tetap sama, H2O. Yang membedakannya adalah tempat. Air di hutan hujan berbeda dengan air di gurun gersang. Air di gurun gersang pasti akan bernilai lebih. Begitu juga cinta dan perhatian” 
(Dinda Denis) 






Ya begitulah karakter cinta dan perhatian. Juga karakter hati sebagai tempat labuhannya. 


Perhatian, sebagai pintu masuk cinta, diberikan dengan wujud yang sama. Namun, ia akan ditangkap serta ditafsirkan berbeda, sesuai hati manusia, dimana perhatian itu diberikan. 

Kita menebarkan perhatian pada semua, sebagai bentuk ketidak-induvidualisme kita. Tapi, perhatian ini dapat ditafsirkan beragam. Ada yang menganggapnya sebagai angin lalu, ada yang menganggapnya biasa saja. Ada pula, yang menganggapnya sebagai bentuk “perasaan lebih”. Tergantung hati masing-masing penerimanya. 

Maka, agar sayapmu tak patah dan menusuk ragamu sendiri, seperti derita Gibran, maka berhati-hatilah. 

Maka, berhati-hatilah saat menebarkan perhatian. Juga berhati-hatilah saat menafsirkan perhatian. 

Jangan sampai kita menikam seseorang dengan sebuah kedustaan perasaan. Hatinya pasti terluka. Resah menanti sebuah ketidakpastian. 

Juga, jangan sampai kita tertipu oleh jaring-jaring yang memenjarakan kita dalam ketakjelasan rasa, cinta, dan masa depan. Berhati-hatilah, dengan hati, kawan. 



International Financial Center, 21 Juni 2013, 18:51 
Sofiet Isa M. Setia Hati 


sumber gambar: 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGp4yV90GByctIhSssvrX-MUOWL4Gf16N7hZd5ALAwDK-eNtshTr-BHiQcLSfVO2oib-fC3T0vcSOAB-ljkoG6CP0EsiDGGQ-k0vXNNSsnOUvE7F-pEQkRPbLnk5t1XtzvVbm_ugcrlq4/s1600/Cinta-dan-Air-Mata-300x296.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Bukan) Aktivis Dakwah Kampus: Maulana, Maulana!

Tarbiyah Bukan PKS

Menuju Persatuan Gerak Gerakan Islam