Isa dan Berat Badan-nya

Namanya Isa. Sofiet Isa Mashuri Setia Hati. Dan itu saya.

Isa ini punya motto: "...yang penting beda". Baginya, hidup njiplak orang itu tidak menarik. Agak anti mainstream itu ya walau sering gagal, tapi bikin ati ayem.

Isa punya target dalam hidup nya. Kalau para suami setelah menikah akan maju perut pantat mundur, ia harus sebaliknya.
Sebelum menikah berat Isa mencapai 76 kg. Dan saat ia (akhirnya diterima seorang wanita untuk) menikah. Ia punya target berat badan nya harus maksimal 62.

Isa berazzam pada dirinya dan pada istrinya agar tiap pekan, ia akan exercise. Entah jogging, push up, sit up dll. Tapi ya gitu. Kalau urusan ini, Isa tak bisa anti mainstream. Seperti pada lelaki kebanyakan, janji manis tinggallah janji.

Sampai akhirnya Q lahir.

Berat badan Isa saat ini di kisaran 65 kg. 3 Kg left, Sa!

Apa rahasianya?

Selain karena menkonversi jatah makan Isa dengan selembar pampers. Menjadi ayah bagi Isa itu beban nya setara treadmill sejam non stop tiap hari.

Bro, jadi ayah itu berat. Kudu siap bangun lebih pagi dari yang lain, dan tidur lebih dari malam dari yang lain. Waktu senggang yang biasanya dipakai ngeGame dan nonton Film sambil nyemil indomie sekarang berubah jadi temani Q main. Membacakan buku, kuda-kudaan, main petak umpet, tendang bola, kejar-kejaran. Nah kan kayak ngeGym sejam non stop.

Tapi Isa belum puas, 65 masih dirasa kurang ideal. Usia nya baru 27, tapi metabolismenya seperti 72. Main futsal semenit langsung kram. Naik tangga kejar absen sudah ngos-ngosan.

Mungkin, Isa sudah harus memikirkan cara lain. Hiking mungkin. Tapi bukan naik gunung, dingin katanya. Lah wong kena AC aja langsung sentrap sentrup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Bukan) Aktivis Dakwah Kampus: Maulana, Maulana!

Tarbiyah Bukan PKS

Menuju Persatuan Gerak Gerakan Islam