8 Tanda Keuangan Anda Sudah Sehat
Siapa yang tidak ingin mapan
secara finansial. Semua orang ingin mapan dan terbebas dari segala problema keuangan. Oleh karenanya, kita bekerja. Tapi,
bekerja saja tidaklah cukup aman agar kita terbebas dari mimpi buruk keuangan.
Kita juga harus paham bagaimana
mengatur keuangan. Pun, kita juga harus paham bagaimana kondisi keuangan kita
hari ini. Dari beberapa sumber yang saya dapatkan, ada 8 tanda keuangan seseorang dapat dikatakan sehat. Berikut
adalah tanda-tanda tersebut:
#1 Memiliki
Tujuan Keuangan
Kita, baik sebagai individu
maupun pasangan telah menetapkan tujuan keuangan masa depan. Apa yang hendak
kita miliki di masa yang akan datang. Rumah? Kendaraan? Investasi? Dan
lain-lain? Itu telah menjadi cita-cita. Jika telah berpasangan, alangkah lebih
baik jika tiap individu memiliki tujuan keuangan masing-masing, dan telah
disepakasi tentunya.
#2 Di Usia
ke-40, telah Memiliki Tabungan 1-3 kali
Pendapatan Tahunan
Banyak penasihat keuangan
berpedapat tentang berapa banyak jumlah harta yang dipersiapkan sebelum
seseorang memutuskan pensiun. Menurut yang direkomendasikan oleh Alliance of Cambridge
Advisors, seseorang dengan usia 30-40 tahun selayaknya memiliki tabungan
sebesar 1-3 kali lipat pendapatan tahunan mereka. Ketika seseorang telah
memiliki tabungan hingga 3 kali lipat pendapat tahunan, maka itu sudah dianggap
aman dan pas untuk persiapan hari tua.
#3 Jika
Suami/Istri juga bekerja, Kita Mampu Menutupi Biaya Rutin saat salah satunya Berhenti
Bekerja
Jika kita mampu menutupi semua
biaya rutin -semisal pangan, pendidikan anak, cicilan rumah, dan sebagainya-
hanya dengan mengandalkan pendapatan
kita atau pasangan kita saja, itu artinya kondisi keuangan kita dinilai
sangat baik. Pendapatan kedua dapat kita sisihkan untuk biaya sekunder, seperti
liburan dan makan malam di luar.
#4 Gaya
Hidup Tidak Banyak Berubah
Ada beberapa penasehat keuangan
menyarankan agar kita menabung 10% dari pendapatan. Ini bagus, namun memiliki
kelemahan juga. Misal tahun ini kita memiliki pendapatan bulanan 5 juta rupiah,
berarti kita wajib menyisihkan 500 ribu sebagai tabungan. Sepuluh tahun yang
akan datang, pendapatan kita telah mencapai 30 juta, berarti kita sisihkan 3
juta sebagai tabungan. Padahal, dengan pendapatan sebesar itu, maka seharusnya
kita mampu menabung jauh lebih besar lagi.
Umumnya, peningkatan pendapatan
juga berarti gaya hidup yang makin meningkat. Padahal, jika kita mengutamakan
menabung, maka gaya hidup kita seharusnya ditekan agar tak jauh berubah dari 10
tahun lalu demi keamanan masa tua kita.
#5 Memiliki
Dana Cadangan 3 kali lipat dari Biaya Bulanan
Ada waktu-waktu dimana kita membutuhkan
uang dalam jumlah besar yang tidak pernah kita rencanakan sebelumnya, semisal
biaya berobat. Oleh karenanya, kondisi keuangan yang sehat ditandai dengan saat
kita memiliki dana cadangan sebesar 3 kali lipat biaya rutin bulanan. Dan
ingat, dana cadangan ini bersifat darurat dan hanya kita keluarkan saat-saat
darurat saja.
#6 Jumlah
Hutang jauh lebih Kecil dari Jumlah Aset dan Hanya Memiliki Satu Cicilan
Berhutang dalam memenuhi
kebutuhan sebenarnya sah-sah saja. Namun perlu diingat, berhutanglah hanya pada
pengeluaran yang bersifat belanja aset saja, seperti: kredit rumah. Hindari
hutang yang bersifat konsumtif, semisal kartu kredit yang hanya digunakan untuk
biaya makan di restoran. Oleh karenanya, jumlah hutang yang harus kita bayarkan
nilainya jauh lebih kecil dari jumlah aset yang kita miliki. Agar, kita dapat
menjamin bahwa kita dapat membayar semua hutang-hutang tersebut tanpa beban
yang terlalu berat.
Selain itu, hanya memiliki satu
cicilan saja merupakan hal yang penting. Hanya memiliki satu kewajiban cicilan
per bulan saja, berarti kita meminimalisasi resiko terjebak pada krisis aliran
dana saat kita terpaksa mengeluarkan biaya tak terduga, misal untuk kesehatan.
#7
Memberikan Setidaknya 5% dari penghasilan untuk amal
Ada kata-kata menarik yang
diucapkan oleh Erin Baehr, seorang Perencana Keuangan Bersertifikat di
Strusburg, Pa. Kata dia, “Saya rasa bahwa dengan beramal, membantu Anda untuk
mengingat bahwa orang lain memiliki kebutuhan lebih besar daripada Anda.”
Ya, begitu memang. Saat kita
berbagi sejatinya kita sedang memposisikan orang lain sebagai objek yang jauh
lebih membutuhkan harta ketimbang kita. Ini juga berarti bahwa kita sedang
memposisikan diri kita sebagai seorang yang berkecukupan. Paradigma “cukup”
inilah yang juga akan mempengaruhi gaya hidup serta pengeluaran kita.
#8 Berani
Mengambil Resiko Finansial
Berani mengambil resiko finansial
bukan berarti kita berani berinvestasi ratusan juta rupiah dalam bisnis seorang
teman. Atau, berbelanja dengan kartu kredit hingga tagihan mencapai ratusan juta. Resiko finansial bisa digolongkan
sebagai langkah cerdas, misalnya jika membeli rumah sebagai investasi masa
depan atau mencari ide memperoleh penghasilan dari hobi kita. Jadi, berpikirlah
secara matang dan praktekkan secara sungguh-sungguh.
Jakarta, 10 Juli 2013,
15.07
Sofiet Isa M. Setia Hati
sumber gambar: freeyourmindonline.net
Komentar
Posting Komentar