Di tangannya yang tak sempurna itu, sebotol minuman keras tergenggam erat. Sementara, di sekelilingnya ada pesta ala anak muda kota Jogja. Berpasang-pasang, menghabiskan malam purnama di remang-remang lampu kota. Bukan, ia bukan seorang penjual miras. Bukan pula seorang pemabuk. Ia hanya seorang da’i jalanan. Da’i keliling, begitu ia biasa mengenalkan diri pada khalayak ramai. Namanya Ahmad Tukiran Maulana. Lahir di Ponjong, satu kawasan di pelosok Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Maulana, begitu ia biasa disapa, terlahir dengan kondisi fisik (dalam pandangan manusia) tak sempurna. Dengan kondisi fisiknya ini, ia lahir bukan untuk menjadi manusia yang mengeluh sembari meratapi nasib. Ia lahir dengan amal-amal yang luar biasa. Hari-harinya ia habiskan berdakwah dari satu tempat ke tempat lain. Dari satu masjid ke masjid lain, dari satu pengajian ke pengajian lain. Tak peduli, ia tak pernah memandang afiliasi gerakan dan pemikiran perngajian tersebut. Ia sambangi. Pun,...
Tahun 2014 akhir, saya menuliskan 25 fakta tentang diri saya. Nah 3 tahun ini, saya banyak berubah. Mungkin perlu merevisi 25 fakta tentang diri saya. Dan saya yakin bahkan istri saya pun tak tahu fakta ini. Here they are: 1) Apa yang paling membahagiakan di dunia ini? Melihat anak istri bahagia, itu kebahagian. Selebihnya hanya pemanis. 2) Cita-cita di lifepan apa yang masih belum terwujud sampai sekarang? Masuk Indosat trus jadi Dirut. *Njilalah Dirutnya keburu resign kemarin 3) Lagi kepengen banget hiking atau tracking menembus hutan kayak ninja hatori. Just for finding a new inspiring thing. 4) Siapa yang paling dirindukan selain keluarga? Anak-anak JS. Setelah lihat video-video JS lagi, jadi pengen kumpul bareng. 5) Kalau lagi ga ada kerjaan, biasanya ngapain? Ngelamunin masa depan, membayangkan besok mau jadi apa, istri mau jadi apa, anak mau jadi apa. Utak atik lifeplan saja 6) Emangnya kebayang apa tentang masa depan anak? Saya selalu membayangkan Q nanti jadi diplomat di...
Apa kabar pemilu 2014? Sudah dapat pilihan? Saya ini malas sekali ikut kampanye pemilu. Sosialisaikan partai politik secara massif. Terakhir kali ikut kampanye yang besar-besaran sekali cuma di pemilu 1999. Anda tahu partai apa? PDI Perjuangan Di Pemilu 2014, saya memantapkan hati nurani (kembali) memilih Partai Keadilan Sejahtera... Kecuali nih ya, tiba-tiba dapat serangan fajar ~semacam diberi honda jazz atau dijodohkan dengan akhwat yang lebih baik ketimbang akhwat PKS~ oleh partai lain... Kalau kita berpikir, semua partai sudah sama saja, ~sama-sama buruk maksudnya~, setidaknya PKS masih yang terbaik dari yang terburuk... PKS akar rumput dan garis keras yang saya kenal itu adalah semua orang baik, tulus, dan tidak sombong... Kalau ada yang tidak baik, mungkin dia bukan kader PKS atau mungkin dia sudah dibebastugaskan (bahasa santun dari dipecat) oleh partai, seperti ~tidak jadi sebut nama. Kalau tentang bandul elite yan...
Komentar
Posting Komentar