#25 To Do List in 2015


"Tingginya cita-cita seseorang adalah tanda kebahagiaannya..."
(Ibn Qayyim)


Dua Puluh Lima (Belas) baru berjalan sekian dan sekian detik. Bilangan hari masih sangat panjang. Menanti untuk ditapaki sejengkal demi sejengkal, dengan berlari sesekali. 

Ada batu-batu kecil untuk berhenti sejenak. Tempat kita merapal doa, berucap syukur dan menguatkan kesabaran tuk menatap masa depan. Sembari menuliskan kata-demi-kata cita & mimpi di atas buku catatan perjalanan. 

Maka inilah kata-demi-kata tersebut. 25 hal yang menjadi to do list di tahun yang, menurut saya, menjadi tahun pembuktian seberapa tekad kita diuji dan seberapa kuat kaki melawan arus yang menggoyahkan mimpi.

*ditulis dalam urutan dan waktu yang (sengaja di-) acak

#1 Membuatkan tabungan haji untuk kedua orang tua

#2 Belajar setir mobil dan mendapatkan SIM A

#3 Menjadi Manajer... atau resign!

#4 Manapakkan kaki di Brunei Darussalam atau Korea Utara

#5 Platinum Medal for TKMP-Nasional 2015

#6 Merutinkan 1 buku 1 hari 

#7 Silaturahim 1 rumah dalam 2 pekan

#8 Sepekan sekali menghadiri majelis/forum ilmu

#9 Explore Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Ujung Kulon

#10 Bisa setrika yang rapi, bungkus kado yang rapi dan rajin merapikan kamar biar rapi

#11 Snorkling di Pahawang/PulauSeribu/KarimunJawa/PhiPhiIsland

#12 Membacakan "Sebuah Tanya"-nya Gie di Lembah Mandalawangi

#13 Mengembalikan semua ayat yang pernah dihafal dan menggenapi dalam bilangan juz yang lengkap

#14 Update blog every single week

#15 Mentraktir/Memberi hadiah setiap pekan

#16 Di luar Ramadhan, khatam 6 Qur'an kali

#17 Memikirkan akibat, sebelum berkata/berbicara/bercanda

#18 Mengurangi ketakutan terhadap ketinggian, anjing, dan rebutan kepala ikan sama kucing

#19 No more "pecah tabungan"

#20 65 kg!

#21 Membeli/Dikadoi kitab Tafsir ibn Katsir

#22 Mengurangi tidur habis subuh

#23 Menjauhkan diri dari gadget terutama menjelang tidur

#24 Dhuha dan Qiyam-al-Lail

#25 Kembali ke Papandayan yang memesona


"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah..." 
(at Thur: 48)

Januari ke-25
-SI-

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts About Sofiet Isa - Edisi Revisi

Gambar
Tahun 2014 akhir, saya menuliskan 25 fakta tentang diri saya. Nah 3 tahun ini, saya banyak berubah. Mungkin perlu merevisi 25 fakta tentang diri saya. Dan saya yakin bahkan istri saya pun tak tahu fakta ini. Here they are: 1) Apa yang paling membahagiakan di dunia ini? Melihat anak istri bahagia, itu kebahagian. Selebihnya hanya pemanis. 2) Cita-cita di lifepan apa yang masih belum terwujud sampai sekarang? Masuk Indosat trus jadi Dirut. *Njilalah Dirutnya keburu resign kemarin 3) Lagi kepengen banget hiking atau tracking menembus hutan kayak ninja hatori. Just for finding a new inspiring thing. 4) Siapa yang paling dirindukan selain keluarga? Anak-anak JS. Setelah lihat video-video JS lagi, jadi pengen kumpul bareng. 5) Kalau lagi ga ada kerjaan, biasanya ngapain? Ngelamunin masa depan, membayangkan besok mau jadi apa, istri mau jadi apa, anak mau jadi apa. Utak atik lifeplan saja 6) Emangnya kebayang apa tentang masa depan anak? Saya selalu membayangkan Q nanti jadi diplomat di
Baca selengkapnya

Rumahku, Madrasahku

Gambar
Satu waktu, sahabat saya bercerita andai besar nanti, ia akan men-pesantren-kan anak pertamanya. Harus jadi hafidzh(ah), katanya. Kalau anak pertama gagal, anak kedua yang harus dipesantrenkan (juga). Begitu seterusnya. Agar, kelak di hari akhir ia, mereka dapat memberi syafaat kepada kedua orangtuanya. Walau, kedua orang tuanya tidak hafidzh sekalipun. Keren, kata saya Tapi bukan lah Sofiet kalau tidak punya pikiran yang nyeleneh. Kan? Saya berpikir, lalu berpendapat. Tugas mendidik adalah milik orangtua. Hak anak terhadap kedua orangtuanya: dinafkahi dan dididik dengan baik. Orang tua adalah pemilik saham sekaligus penangung jawab terbesar untuk mendidik anak. Baik buruknya anak (dan istri), ada di pundak orangtuanya. Lalu dimana sekolah/pesantren/Madrasah? Sekolah, bukanlah vendor bagi pendidikan anak. Ia juga bukan tempat penitipan anak. Sorry to say, sekolah bukan vendor cuci piring setelah kita selesai dengan santapan kita. Ia hanyalah mitra bagi orang tua. Karena ad
Baca selengkapnya

Q dan Sapu-nya

Gambar
Q. Q anak yang berbakat saya yakin. Dari sekian bakatnya, yang paling menonjol adalah bakat menjadi ibu rumah tangga. Kok? Q sangat terinspirasi ibunya. Ibunya nggosok, Q bisa nggosok juga. Ibunya jemur baju, Q bantu ibunya jemur baju. Ibunya merapikan sprei kasur, Q dengan ekspresi kekuatan supernya mengangkat kasur membantu ibunya. Dari semua itu yang paling menonjol adalah bakatnya menyapu. Q sangat luwes menyapu. 100% mirip orang dewasa menyapunya. Q dengan sapunya, jika sudah beraksi bisa sampai setengah jam non stop. Lah ayahnya saja kalau nyapu 5 menit sudah males.  Q mirip ayahnya. Rasa penasarannya tinggi. Dibelikan sapu-sapuan kecil, tapi kalau ayah/ibu nya sedang menyapu dengan sapu besar, pasti minta sapu itu. "Apu...Apu...", minta nya imut. Kalau Q pulkam ke Lampung, satu-satunya mainan yang wajib dibawa adalah sapu kecilnya. Tidak boleh ketinggalan. Besok jadilah istri yang berbakti dan pintar nyapu ya nduk. Kata ayahnya pada anak kecil usia 1.5 tahun yang kal
Baca selengkapnya