Catatan Suami Rindi #2: (ng)Gojek Seumur Hidup
Genap 2 bulan saya menjadi teman hidup bagi Rindi Fidriantika. Dan menjadi suami, berarti siap menjadi apapun yang serba ajaib.
Benar-benar ajaib memang sebuah pernikahan. Yang tadinya jarang mandi, sekarang mandi ga cukup 2x. Yang sebelumnya suka gulang-guling di kasur seharian, sekarang suka tidak suka harus bangun pagi dan cuci baju. Dulu suka lihat bola semalam suntuk, sekarang lebih banyak bergumul dengan sapu dan kain pel.
Benar-benar ajaib memang sebuah pernikahan. Yang tadinya jarang mandi, sekarang mandi ga cukup 2x. Yang sebelumnya suka gulang-guling di kasur seharian, sekarang suka tidak suka harus bangun pagi dan cuci baju. Dulu suka lihat bola semalam suntuk, sekarang lebih banyak bergumul dengan sapu dan kain pel.
Tapi itu mereka. Saya mah teteup. Jarang mandi, suka gulang-guling seharian dan fanatik bola.
Lalu apa yang berubah dari saya?
Tambah ganteng?
Yang ini mah jelas, level ketampanan saya sudah mentok di level tertinggi.
Tambah maju perutnya?
Jelas. Kalau istri saya yang masak, nafsu makan suami meningkat karena lezatnya hasil karya istri. Makan bisa berpiring-piring. Nah, kalau saya yang masak, nafsu makan istri saya yang turun drastis sangking tidak karuannya itu rasa dan rupa makanan. Walhasil, saya yang menghabiskan makanan istri yang tak tega ia habiskan.
Maka, salah satu yang berubah dari saya adalah profesi.
Sebelum menikah, profesi saya hanyalah buruh paruh waktu ibukota. Paruh waktu lainnya saya habiskan untuk mengkhayal.
Setelah menikah, profesi saya bertambah: menjadi tukang ojek bagi istri saya.
Dan saya pun resmi merilis sebuah aplikasi layanan antar jemput bernama: (ng)Gojek.
Layanannya adalah, 24 jam siaga antar jemput langganan tetap (dan satu-satunya) kemanapun dia akan pergi. Rute yang biasa saya layani adalah Condet-Jakarta pulang pergi atau keliling intra Condet. Pernah juga sampai Condet-Cianjur pulang pergi.
Kalau Gojek punya promosi 15ribu kemanapun dan Grab Bike 10ribu kemanapun. Saya juga tidak mau ketinggalan menawarkan promosi.
Tidak tanggung-tanggung, promo saya adalah gratis pergi kemanapun. Jadi, hitungan biaya antar jemput adalah perkilometer penumpang tidak pegangan pada driver (baca: meluk driver). Maka, jika sepanjang perjalanan, penumpang (dalam hal ini adalah hanya istri saya saja) istiqomah pegangan (baca: meluk) driver, maka biayapun menjadi nol alias gratis.
Namun sayangnya, (ng)Gojek terpaksa saya bekukan untuk rute Condet-Jakarta mulai bulan Juli lalu. Layanan hanya berlaku untuk jarak dekat saya, yakni di dalam condet saja.
Sudah rahasia umum kalau jalanan Jakarta tidak semulus wajah Dian Sastro (semoga permisalan ini tidak dibaca oleh istri saya :v). Banyak lubang dan galian. Belum polisi yang suka tidur sembarangan.
Jadi, ketimbang terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada istri saya, maka secara resmi (ng)Gojek membatasi area layanannya.
Jakarta, 7 Agustus 2015
Tepat bulan kedua pernikahan || W-7
-SF-
Komentar
Posting Komentar