Kapan Nyusul?

"Kapan nyusul?" sebuah pertanyaan paling menyebalkan yang pernah diciptakan oleh umat manusia, sejak dulu kala. Sejak zaman dimana apple masih nama buah, android masih nama tokoh Dragon Ball, dan smash masih sebagai nama teknik pukulan badminton.

"Kapan nyusul?" sebuah pertanyaan yang berat untuk dijawab. Jauh lebih berat ketimbang pertanyaan ujian remidi matkul Isyarat dan System. Lebih berat dari pertanyaan ujian mendadak Algoritma level tiga, open book tapi sama sekali tidak ditemukan di buku.

"Kapan nyusul?", tentang lulus kuliah, pernikahan, punya momongan, dan seterusnya dan seterusnya. Menyebalkan memang.

Sorry to say, mates... Secara subjektif, bagi saya pertanyaan "kapan nyusul" itu tidak layak untuk dipertanyakan. Apalagi diulang-ulang. Apalagi hanya untuk bahan candaan. Apalagi ditanyakan oleh yang sudah "ngaji" bertahun-tahun.

"Kapan" itu sebuah pertanyaan tentang masa depan, yang masih sangat misterius. Apalagi terkait hal-hal yang lebih dominan ada di domain takdir Allah, semisal nikah, momongan, pekerjaan. "Kapan nyusul" itu sia-sia sebagai sebuah pertanyaan, kan? 

Lebih baik ucapan yang terlontar dari lisan yang baik budi adalah doa: "semoga cepat menyusul", jika tidak dapat menawarkan: "apa yang bisa saya bantu?"

Jakarta, 27 Agustus 2014
Sofiet Isa M Setia Hati

sumber gambar: path dan meme

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Bukan) Aktivis Dakwah Kampus: Maulana, Maulana!

Tarbiyah Bukan PKS

Menuju Persatuan Gerak Gerakan Islam